Internasional

Kontroversi Protokol Hannibal: Letnan IDF Akui Bunuh Rekan Sendiri Dalam Serangan Hamas

Avatar of Candra Wahyuda
287
×

Kontroversi Protokol Hannibal: Letnan IDF Akui Bunuh Rekan Sendiri Dalam Serangan Hamas

Sebarkan artikel ini
Kontroversi Protokol Hannibal: Letnan IDF Akui Bunuh Rekan Sendiri Dalam Serangan Hamas

Betang.id – Sebuah video kontroversial mencuat, memperlihatkan ketegangan di medan perang antara pasukan Pertahanan Israel (IDF). Letnan dua Michal dari unit tank Israel mengakui bahwa pasukannya sengaja menembaki sesama tentara IDF dan menewaskan beberapa warga sipil Israel selama serangan Hamas pekan lalu.

Dampak dari kejadian ini melibatkan delapan prajurit IDF di Jalur Gaza utara yang tewas dalam seminggu terakhir. Total kematian tentara Israel sejak 7 Oktober diperkirakan mencapai 392 orang, menurut laporan Otoritas Penyiaran Israel (IBA) yang dikutip dari Middle East Monitor.

Michal menjelaskan insiden tersebut, “Kami tiba di pintu masuk kompleks (Hulit), dan gerbangnya tertutup. Seorang prajurit datang padaku, agak ketakutan, berkata bahwa teroris telah masuk sekarang. Lalu prajurit itu memberi tahu saya untuk menembak ke arah tempat persembunyian para teroris. Namun, ketika saya bertanya apakah ada warga sipil Israel, mereka tak memberikan respon. Pada akhirnya, saya menembak menggunakan senapan mesin di pintu masuk rumah sesuai protokol.”

Isu tembakan sesama IDF sebenarnya telah mencuat sejak insiden helikopter militer Israel yang disinyalir menembaki warga Israel yang menghadiri festival musik di dekat Kibbutz Be’eri pada 7 Oktober. Meskipun awalnya pemerintah Israel enggan mengakui, beberapa bukti mengarah pada keterlibatan tentara mereka.

Letnan Kolonel Nof Erez membela tindakan prajuritnya dengan menyebutnya sebagai bagian dari Protokol Hannibal atau Friendly Fire, serangan yang digunakan untuk mencegah penculikan warga oleh musuh. “Tembakan itu tidak disengaja, dimaksudkan untuk menyerang musuh, tapi malah mengenai teman sendiri,” jelas Erez.

Pasca-deklarasi perang terhadap Hamas oleh PM Netanyahu, setidaknya 300.000 tentara cadangan Israel telah mobilisasi ke wilayah Gaza. Namun, perlawanan gigih militan Hamas telah membuat ratusan tentara Israel gugur sejak serangan 7 Oktober 2023. Sebanyak 1.600 tentara dilaporkan mengalami cacat fisik permanen akibat serangan pejuang Palestina.