Daerah

Pemerintah Kotawaringin Timur Anggarkan Rp250 Juta untuk Peningkatan Keterampilan SDM Kesehatan di Pustu

Avatar of Ahmad Azzam
452
×

Pemerintah Kotawaringin Timur Anggarkan Rp250 Juta untuk Peningkatan Keterampilan SDM Kesehatan di Pustu

Sebarkan artikel ini
Pemerintah Kotawaringin Timur Anggarkan Rp250 Juta untuk Peningkatan Keterampilan SDM Kesehatan di Pustu

Betang.id – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berkomitmen mengalokasikan anggaran sebesar Rp250 juta pada tahun 2024 untuk program bimbingan teknis (bimtek). Program ini bertujuan meningkatkan keterampilan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan di Puskesmas Pembantu (Pustu) di wilayah tersebut.

Halikinnor, pejabat terkait di Sampit, Selasa, menyampaikan perlunya peningkatan keterampilan dari tenaga Pustu sebagai garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat di pedalaman. Sebelumnya, telah diungkapkan keinginan untuk menjadikan Pustu dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) sebagai garda terdepan dalam penanganan kesehatan masyarakat.

Bimbingan teknis diharapkan dapat mempersiapkan SDM tenaga kesehatan di Pustu untuk bertindak cepat dalam situasi darurat dan memberikan pertolongan pertama sebelum pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.

“Hal ini penting, misalnya ketika ada warga mengalami kejang-kejang yang memerlukan penanganan cepat, sementara fasilitas di Pustu terbatas. Maka dari itu, tenaga Pustu perlu dilatih untuk menghadapi situasi mendesak,” ungkapnya.

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur memberikan anggaran bimbingan teknis sebagai terobosan untuk peningkatan kualitas SDM di Pustu. Halikinnor berharap program ini dapat berlanjut di masa mendatang, dengan anggaran yang terus meningkat setiap tahunnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Umar Kaderi, menjelaskan bahwa wilayah tersebut memiliki 152 Pustu di setiap kecamatan. Peningkatan keterampilan SDM di Pustu melalui bimbingan teknis merupakan program baru yang diinisiasi pemerintah daerah.

Menurut Umar Kaderi, fokus sebelumnya lebih pada Puskesmas dan IGD sebagai garda depan pelayanan kesehatan, sedangkan Pustu belum mendapatkan perhatian serupa. Namun, pihaknya mendukung keinginan pemerintah daerah untuk menjadikan Pustu sebagai garda depan pelayanan kesehatan masyarakat, sejalan dengan program integrasi pelayanan kesehatan primer yang diusung pemerintah pusat.

Dalam integrasi tersebut, peran Pustu dan Poskesdes dianggap sangat penting karena berada paling dekat dengan masyarakat. Koordinasi dengan Posyandu diharapkan dapat dilakukan untuk skrining kesehatan siklus hidup, mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia.

“Semua masyarakat wajib mendapatkan layanan kesehatan. Melalui skrining, kita dapat melihat penyakit apa yang diderita sehingga dapat diberikan masukan tentang tindak lanjutnya. Jika masih sehat, dapat diberikan penyuluhan untuk pencegahan,” jelas Umar Kaderi.